Ikan Hiu Yang Mati Dengan Perut Terikat
Pagi-pagi sekali di kota kecil ujung utara Pulau Jawa
Aroma bunga melati mengundang terbitnya matahari
Perut terasa keroncongan
Di sebuah koskosan kecil, tak ada makanan kusimpan
Setelah beberapa detik menimbangnimbang
Saya keluar, tapi tanpa tujuan kemana akan mencari makan
Diatas kanal ada pasar apung
Saya berhenti. Berharap menemukan sesuatu menambal perut.
Akhirnya aku menemukan sebuah tempat makan sederhana menyediakan nasi bungkus dan setumpuk gorengan masih hangat
Penjualnya terlihat tua dengan muka mirip air sungai terkena angin, namun sikapnya begitu ramah
Di sebelah saya beberapa bapa-bapa sedang minum teh hangat berbicara dengan logat kasar khas pantai ujung utara
Wajah mereka dan kulitnya yang hitam logam karatan menunjukan bahwa dia seorang nelaya daerah sini
Tak hanya nelayan tapi juga tuan kapal yang memakai sarung dengan peci hitam, sepertinya habis dari masjid beribadah
Sementara yang lain hanya memakai kaos lengan panjang kusan dan sepatu bot sampai lutut berwarna kuning
Mereka membicarakan tentang arah angin dan bulan, hal-hal yang membuat melimpah ruah hasil penangkapan ikan oleh para nelayan
Suasana penuh kegembiraan
Selepas makan saya memutuskan jalan-jalan seputar pasar
Air mengalir dari icebox ke selokan
Begitu banyak kotak ikan sehingga membuat selokan beriak
Terlihat ibu-ibu sibuk tawar menawar
Semua bahagia
Segala ikan khas lautan utara Ada
Ikan tongkol dan kakap yang paling banyak
Terlihat beberapa jenis hiu
Hah, hiu?? Oh tidak!!
Kalau para aktivis lingkungan tau, pasti mereka geram
Aku mendekati hiu seukuran manusia usia remaja
Ikan hiu itu terlihat segar, bisa dipastikan baru ditangkap malam tadi. Lalu saya kembali ke tempat motorku yang diparkirkan.
Masih dihinggapi perasaan bersalah karena melihat seluruh wajah orang yang ada disini begitu gembira dan hiu yang mati dengan tali di perutnya.
Diluar pasar penjual kue gandos laris manis.
Sekarng perutku terasa kenyang, kembali ke kos untuk menyelesaikan membaca buku setebal bantal.
Komentar
Posting Komentar